Dampak Positif dan Negatif Covid-19 untuk Kehiduoan - BELAJAR DARI PANDEMI COVID-19

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh salah satu jenis koronavirus yaitu SARS-CoV-2. Lokasi pertama kali ada orang yang terkena virus ini di pasar basah, Kota Wuhan, China. Kasus pertama COVID-19 di Indonesia pertama ditemukan pada dua orang asal Bogor, Jawa Barat terinfeksi virus ini setelah pulang dari Jepang pada tanggal 2 Maret 2020. Pada tanggal 09 april 2020, COVID-19 telah menular ke seluruh provinsi di Indonesia khususnya DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah yang menjadi tingkat tertinggi jumlah orang yang terinfeksi. 

Awalnya sekolah diliburkan serentak selama 2 minggu hingga banyak siswa yang bahagia. Namun, kebahagiaan tersebut hanya terasa 3 hari saja karena bosan di rumah tidak bertemu dengan teman-teman. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam keterangan presnya, Minggu (15/03/20) menegaskan bahwa mulai besok tanggal 16 Maret 2020 kegiatan belajar mengajar di sekolah harus dihentikan. 

Bahkan pelaksanaan kegiatan Ujian Sekolah (US) dan Ujian Nasional (UN) harus ditunda. “Sehubungan terdapatnya keadaan darurat, yaitu telah ditetapkannya Covid-19 sebagai pandemi di Jawa Barat, maka penyelenggaraan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah ditunda sementara waktu sampai dengan waktu yang ditentukan kemudian,” demikian tertulis dalam surat edaran Dinas Pendidikan Pemprov Jawa Barat, yang dirilis, Minggu (15/03/2020). 

Selain kegiatan di sekolah, para pegawai harus diliburkan dan bahkan banyak pegawai yang terkena Pemutusan Hak Kerja (PHK) karna pengurangan pegawai akibat kerugian perusahaan.  "Angka Pemutusan Hak Kerja (PHK) pada tahun 2020 mengalami lonjakan 20 kali lipat dibandingkan tahun 2019 akibat pandemi covid-19. Kementerian Ketenagakerjaan mencatat sepanjang tahun 2020 sebanyak 386.877 pekerja terkena angka Pumutusan Hak Kerja dan mengalami lonjakan dibandingkan tahun 2019 sebanyak 18.911 pekerja." dilansir dari Republika/Thoudy Badai, Selasa (06/04/21).

Banyak yang mengingat bahwa 2020 adalah tahun yang menyedihkan. Penuh tangisan karena anggota keluarga yang terinfeksi COVID-19 meninggal dunia dan proses pemakaman yang tidak bisa dihadiri oleh keluarga. Perantau yang tidak bisa pergi mudik untuk bertemu keluarga. Perusahaan yang terpaksa harus mengurangi jumlah pegawai karena kerugian yang sangat besar, bahkan tidak sedikit perusahaan yang akhirnya gulung tikar. 

Perekonomian menurun secara drastis, semua orang harus tetap berada di rumah masing-masing. Selain perekonomian, tingkat polusi udara juga ikut menurun. Banyak masyarakat Indonesia meng-upload foto pemandangan yang sangat indah, dihiasi langit biru dan gunung yang awalnya jarang terlihat karena tertutup polusi udara. 

Penularan COVID-19 dapat terjadi saat kita melakukan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Ini alasan mengapa semua kegiatan sehari-hari yang seharusnya dilakukan di luar rumah dihentikan. Semua ini memang bertujuan untuk mencegah penularan, namun karena banyak masyarakat yang tidak peduli akhirnya angka penyebaran COVID-19 di Indonesia sangat tinggi. 

Protokol Kesehatan 5M untuk cegah penularan COVID-19 :

Mencuci Tangan 
Dilansir dari Centre Disease Control and Prevention (CDC), penting bagi kita untuk mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik sehari sebelum dan sesudah menyentuh sesuatu. Gunakan hand sanitizer dengan kadar alkohol setidaknya 60% jika tidak menemukan tempat cuci tangan.

> Memakai Masker 
Centers for Disease Control and Prevention (CDC),  mengungkapkan jika masker wajib digunakan bahkan saat dirumah juga tetap harus menggunakan masker. Bukan tidak ada alasan kenapa harus memakai masker di dalam rumah, berikut alasannya : 
1. Terdapat anggota keluarga yang terinfeksi COVID-19. 
2. Terdapat anggota keluarga yang berpotensi terkena COVID-19 karena aktivitas di luar rumah. 
3.Merasa terjangkit atau mengalami gejala COVID-19.

> Menjaga Jarak 
Dimuat dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI dalam “Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian COVID-19.” bahwa, menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplets dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan. Bila tidak memungkinkan melakukan jaga jarak, maka dapat dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya. 

Rekayasa administrasi dapat berupa pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal, dan sebagainya. Sedangkan rekayasa teknis, antara lain dapat berupa pembuatan partisi, pengaturan jalur masuk dan keluar, dan sebagainya.

> Menjauhi Kerumunan 
Dalam kerumunan tersebut kita tidak mengetahui siapa saja yang sudah terinfeksi. Oleh sebab itu, lebih baik menghindar dan mencari alternatif lain supaya tidak berada dalam kerumunan tersebut, terutama jika sedang sakit atau berusia diatas 60 tahun yang memiliki penyakit kronis karena memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terinfeksi virus ini.

> Mengurangi Mobilitas 
Virus ini tidak dapat terlihat dan tidak tahu ada di mana saja. Mengurangi aktivitas diluar rumah membantu kita tercegah dari penularan COVID-19. Jika kita merasa tetap baik-baik saja, bisa jadi saat kita pulang malah kita yang membawa virus ke dalam rumah dan dapat menyembabkan orang yang berada di rumah tersebut terinfeksi COVID-19.

Banyak cara supaya kita tetap bertahan dalam kondisi sehat pada masa pandemi ini. Berikut beberapa cara meningkatkan imun tubuh saat pandemi : 

> Rutin ber-olahraga 
Jika tidak terbiasa maka lakukanlah olahraga ringan selama 30 menit sehari. Ber-olahraga membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan sel-sel kekebalan tubuh. 

> Jaga Pola Makan Sehat 
Mulailah fokus pada kandungan nutrisi pada makanan dan minuman yang akan kita konsumsi. Makanlah yang dapat meningkatkan imun seperti buah, sayur, protein, biji-bijian dan susu rendah lemak. Batasi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung lemak jenuh, kolesterol, garam, dan gula tambahan. 

> Cukup Tidur 
Menurut The National Sleep Foundation (NSF) terlalu banyak tidur tidak serta merta mencegah penyakit, tetapi malah dapat berdampak buruk pada sistem kekebalan tubuh. Di sisi lain, kurang tidur juga dapat mengganggu fungsi kekebalan tubuh, karena pelepasan sitokin (protein yang memicu proses inflamasi ketika terjadi infeksi) akan menurun. 

> Minum Air Putih 
Cukup Dengan meminum air putih 2 liter sehari kita akan terhindar dari dehidrasi.  Studi menunjukkan bahwa kondisi dehidrasi bisa memicu terjadinya sakit kepala, tidak fokus, mudah lelah, sehingga berdampak kurang baik pada sistem imunitas tubuh. 

> Sering Berjemur 
Sinar matahari pagi sekitar pukul 08.00 - 10.00 pagi mengandung Vitamin D yang menghambat produksi sitokin inflamasi (IL-1, TNFα) oleh monosit. Berjemurlah setidaknya 3 kali dalam seminggu sekitar 10 sampai 15 menit. 

Pada saat pandemi seperti ini kita banyak sekali belajar hal baru, hal positif maupun hal negatif lita harus tetap bersyukur masih bisa bertahan dalam kondisi sehat. Saat ini kasus COVID-19 sudah mereda, namun kita tetap tidak boleh lengah hingga melalaikan protokol kesehatan. Menjaga pola hidup yang sehat sama seperti menjaga tubuh kita supaya imun kita tetap tinggi dan tidak mudah terinfeksi virus COVID-19. 

Perhatikan lingkungan sekitar akan melindungi orang tersayang. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TETANG JAMBI